Lintas-Enam.com, Mamasa – Tim peneliti dari Universitas Sulawesi Barat (Sulbar) tengah meneliti burung endemik Sulawesi, yakini burung Aramidopsis Plateni, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Burung Mandar Dengkur.
Penelitian dilakukan dengan memasang perangkat perekam audio bernama Audiomoth di empat desa penyangga Taman Nasional Gandang Dewata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Penelitian ini melibatkan beberapa Dosen dari Unsulbar, masing-masing Alexander Kurniawan Sariyanto Putera, Dosen Prodi Biologi, sekaligus Ketua Tim, Rusmidin, Dosen Prodi Kehutanan, Yusrianto Nasir, Prodi Biologi, dan seorang mahasiswa Prodi Biologi, Adinato, dan Yusuf alumni Prodi Biologi.
Selain itu, tim ini juga melibatkan penduduk lokal, sebagai pendamping di lokasi, yakni Hedrianus dan Hendrianto.
Menurut Ketua Tim Peneliti, Alexander Kurniawan Sariyanto Putera, langkah ini dilakukan untuk memantau populasi dan perilaku Burung Mandar Dengkur, burung endemik Sulawesi yang termasuk spesies cryptic, yaitu spesies yang sangat sulit dijumpai dan jarang terdokumentasi.
Yang mana Burung Mandar Dengkur ini dilindungi oleh negara melalui P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 dan masuk ke dalam status keterancaman globalnya yang tinggi yaitu Rentan atau Vulnerable.
Penelitian dilakukan dengan pemantauan di Desa Taupe, Tondok Bakaru, Rambusaratu, dan Mambuliling, dengan pemasangan Audiomoth yang beroperasi 24 jam non-stop selama 7 hari.
Perangkat ini mampu merekam suara lingkungan secara pasif, termasuk suara burung Mandar Dengkur yang sulit diamati secara langsung.