Lintas-Enam.com, Pasangkayu – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Zudan Arif Fakrulloh menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional bertema Tantangan Pendidikan Multikultural di Era Digital.
Seminar yang digagas oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Darurat Dakwah Wal Irsyad (STIT-DDI) Pasangkayu, berlangsung di Aula Hotel Trisakti Pasangkayu, Rabu (13/03/2024).
Pada kesempatan itu, Zudan menyampaikan, keberhasilan Pendidikan Multikultural diukur dari peserta didik yang berbudi pekerja, memuliakan, menghormati sesama, menyayangi dan mengasihi.
Sebab itu, pendidikan multikultural kata Zudan, menjadi sebuah keharusan.
Sestama BNPP itu lanjut menyampaikan, Pendidikan Multikultural di Era Digital diperhadapkan tantangan-tantangan, yaitu harus mampu menerima perbedaan-perbedaan, ragam suku dan budaya dalam satu lingkup pendidikan.
“Harus bersedia hidup berdampingan dengan perbedaan-perbedaan masyarakat satu dengan yang lain,” ucap Zudan dalam sambutannya.
Menurut Zudan, pendidikan multikultural tidak sulit diimplementasikan di Sulbar, sebab masyarakat Sulbar telah hidup damai dengan banyaknya suku.
Hal itu dapat dilihat di beberapa kawasan transmigrasi di Sulbar yang hidup rukun dan damai.
“Pendidikan berbasis multikultural ini merupakan Ide yang sangat bagus, dan kita harus terima sebagai Sunnatullah,” lanjut Zudan.
Dikatakan Zudan, esensi pendidikan multikultural adalah kemampuan menerima keberagaman. Itu karena keberagaman sudah diciptakan sejak dahulu.
Terpenting, ujar Zudan, tiga hal harus dijaga dalam menjalankan pendidikan multikultural, yakni Akhlakul Karimah, Kerukunan, dan Menjaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa.(*)