Lintas-Enan.com, Mamasa – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) hadirkan ragam baru industri kreatif Mamasa, yakni batik khas Mamasa.
Ketua Dekranasda Mamasa, Asriaty Alda Zain, sebagai pencetus pergerakan ini, bermaksud melestarikan dan memperkenalkan keelokan dan kekhasan batik Mamasa lebih luas.
Sebab tidak hanya sebagai karya seni, Asriaty juga memandang batik sebagai lambang kekayaan budaya dan warisan leluhur yang harus dijaga.
Selain itu, batik Mamasa diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sesuai namanya, batik khas Mamasa tersebut menggambarkan identitas Mamasa.
Rumah adat Banua Sura’ menjadi inspirasi dalam motif geometris yang dibuat.
Gagasan batik khas Mamasa ini muncul ketika Asriaty melihat berbagai batik khas Nusantara pada kegiatan-kegiatan nasional, sekaligus berkenalan dengan pengrajin batik dari Solo, Pekalongan, Yogyakarta, Cirebon, dan Madura.
Bukan gagasan baru, sebelumnya ia telah sukses mendirikan Rumah Batik AQF, brand batik miliknya di Kelurahan Manding, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar.
Brand Batik AQF telah diperkenalkan sebagai batik Sulbar yang terinspirasi dari kekayaan flora dan fauna di Sulbar, dipadukan dengan nilai budaya Mandar.
Brandnya ini, sempat diikutkan dalam pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Sulbar di Gedung UMKM, Jakarta sekitar 3 tahun silam.
Debut perdana Batik AQF saat itu, langsung menjadi primadona.
Hal itu memantik semangat Asriaty untuk terus menekuni batik Sulbar, selain karena kecintaannya terhadap keunikan budaya Mandar.