Lintas-Enam.com, Mamasa – Sudah seperti tradisi jelang natal dan tahun baru (Nataru), kebutuhan pokok jadi langka di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).
Tidak terkecuali tabung elpiji atau liquified petroleum gas (LPG) berukuran 3 Kg.
Sepekan terakhir jelang Nataru, warga kesulitan mendapatkan pasokan gas bersubsidi itu.
Kalaupun ada, harganya cukup fantastis, dari harga Rp18 ribu, kini menjadi Rp50 ribu.
“Beberapa hari terakhir ini, Elpiji 3 Kg susah didapatkan, bahkan ada yang harganya sampai Rp50 ribu,” ujar Ririn, warga Osango.
Menanggapi kelangkaan elpiji, Kepala Dinas Koperindag Mamasa, Kain Lotong Sambe mengatakan, sesuai hasil pantauannya di beberapa pangkalan, memang kuota untuk Mamasa belum masuk hari ini.
“Untuk kuota Mamasa, hanya kemarin masuk, hari ini tidak masuk,” kata Kain Lotong, dikonfirmasi via WhatsApp, Senin (9/12/2024).
Menurut Kain Lotong, elpiji 3 Kg bukan langka, hanya saja jelang Nataru, permintaan relatif tinggi.
“Saya juga sudah ambil langkah mengirim info ke dua agen yang suplai LPG 3 Kg di Mamasa, agar memberitahukan kepada pangkalannya untuk mendistribusikan LPG 3 Kg sesuai ketentuan,” tambahnya.
Kain Lotong memastikan, tidak ada indikasi penimbunan LPG. Kendati begitu, ia masih akan memantau langsung pangkalan lain yang ada di Mamasa.
Selaras dengan itu, Kabag Pembangunan dan Sumber Daya Mineral, Setda Mamasa, Suryani T. Dellumaja mengatakan, elpiji 4 Kg tidak langka.
Hanya saja katanya, jelang Nataru, penggunaan elpiji meningkat.
Itu karena bukan hanya masyarakat yang tidak mampu menggunakan elpiji 3 Kg, tetapi PNS, pun menggunakan gas bersubsidi tersebut.